Kabar duka datang dari seorang sastrawan Indonesia yang melegenda. Sapardi Djoko Damono adalah seorang penyair, dosen, pengamat sastra, kritikus sastra dan pakar sastra. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya di usia 80 tahun pada hari Minggu 19 Juli 2020 di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tanggerang Selatan.
Sebelumnya Bapak Sapardi dirawat di rumah sakit sejak Kamis 09 Juli 2020 karena menurunnya fungsi organ tubuh. Berita tersebut ditulis di akun twitter Rudolf Puspa yang merupakan Sutradara dari Komunitas Teater Keliling.
Sapardi merupakan sastrawan tanah air yang aktif menulis sejak tahun 1950-an hingga kini. Tak hanya menulis sajak dan puisi, beliau juga menulis karya tulis lain seperti karya tulis dan cerita pendek.
Beberapa karya Bapak Sapardi yang terkenal adalah Aku Ingin dan Hujan Bulan Juni. Berikut penggalan dari beberapa puisi tersebut.
Aku Ingin
Aku Ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abuAku Ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Hujan Bulan Juni
Tak ada yang lebih tabah
dari Hujan Bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga ituTak ada yang lebih bijak
dari Hujan Bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan ituTak ada yang lebih arif
dari Hujan Bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
Jika kamu belum pernah membaca karya dari sastrawan legendaris ini, tidak apa-apa kamu belum terlambat. Karena karya Bapak Sapardi bisa dibaca kapanpun karena tak terbatas oleh zaman. Selamat Jalan sastrawan kebanggan kami…